“Baru punya anak dua, kog rumahnya bisa berserakan ya, anaknya tidak terurus, mana pada kurus lagi.”
“Apa tidak khawatir suaminya jadi bosan di rumah, boro-boro ngurus suami, dirinya aja nggak sempat mandi, mainan berserakan, bau pesing dimana-mana.”
“Waktu aku dulu punya anak kecil, rasanya nggak seribet ini mengurusnya, anakku tetap bersih dan makannya terjaga dengan baik, masih bisa ikut arisan dan perkumpulan perempuan.”
“Aku wanita pekerja aja, masih sempat ngurus diri dan keluarga dengan baik, sesibuk apapun tetap menjaga quality time dengan anak-anak dan pasangan.”
“Walau kita punya anak kecil, harusnya Ibu harus bisa mengatur waktu antara untuk diri sendiri (me time), untuk pasangan dan anak-anak, itu namanya menjadi seorang Ibu yang smart.
Bla..bla..bla
Itulah beberapa komentar miring sesama perempuan yang mungkin bukan bermaksud merendahkan, hanya berupa nasehat, saling mengingatkan, berbagi pengalaman. Tapi, sadarkah kita bahwa kata-kata ini dapat menjadi trauma buruk bagi Ibu muda yang masih menemukan bentuk pengasuhan dalam keluarganya. Ibu yang harus menghadapi kenyataan hidup, bahkan tidak pernah dibayangkannya ketika sekolah dulu, karena memang tidak ada sekolah untuk menjadi seorang Ibu rumah tangga.
***
Siapapun yang pernah menjadi Ibu Muda punya pengalaman seru betapa hectic-nya hari-hari mengurus keluarga, apalagi ketika masih memiliki bayi atau balita. Pekerjaan serasa tak pernah habis dan menuntut kesabaran tingkat dewa melihat tingkah polah anak, belum lagi mengurus pasangan dan memastikan kondisi rumah masih layak untuk dipandang. Bu Ila tidak membenturkan posisi apakah menjadi wanita pekerja atau full mother, pasti masing-masing memiliki tantangan tersendiri.
Ketika menjadi full mother, Ibu harus menghadapi 24 jam suasana rumah dan dinamika semua anggota keluarga, tak terkecuali pasangan dan anak-anak. Ketika Ibu memutuskan untuk menjadi wanita pekerja, ia harus memastikan semua berada dalam kendalinya, baik ketika berada di rumah maupun berada di tempat pekerjaan. Jika keluarga memiliki asisten rumah tangga yang membantu, Ibu juga harus memastikan delegasi tugas masih berada dalam kendalinya.
Tiap gaya pengasuhan dan pengendalian keluarga memiliki keunikan tersendiri, tergantung persepsi, situasi, kondisi dan value yang dimiliki tiap-tiap keluarga. Walau kita sama-sama berstatus sebagai seorang Ibu, pastinya kita memiliki tantangan dan persoalan yang berbeda. Jadi, jangan pernah mengomentari pola pengasuhan, pengaturan rumah, atau value yang mungkin berbeda dari kita sesama seorang Ibu. Walaupun itu sahabat kita sendiri bahkan saudara kandung atau ipar, inilah kesepakatan yang tidak tertulis, jika dilakoni dapat menjadi boomerang dan bibit ketidak sepahaman yang menjadi hubungan pertemanan dan persaudaraan tidak mulus.
Apalagi, jika kata-kata negatif disampaikan oleh Ibu yang mungkin telah melewati masa kritis kesibukan karena anak-anaknya sudah lebih tenang. Oleh orang yang memiliki kuasa seperti Orangtua terhadap anak dan menantunya, oleh pasangan yang merasa memiliki hak untuk protes karena tidak terlayani dan ingin suasana nyaman dan damai setelah pulang ke rumah. Namun, sadarkah kita beratnya hari yang harus dilewati para Ibu, kemana mereka akan melampiaskan kekesalannya, siapa yang akan menjadi korban ketidakberdayaannya. Mampukah Ibu muda bertahan dan mengelola perasaan akibat pernyataan yang mungkin diucapkan orang lain satu kali tapi ia akan menyimpannya dan menyakiti dirinya berkali-kali dengan mengingat perkataan buruk orang lain.
Para Ibu muda tidak membutuhkan kata-kata nasehat, apalagi kritikan dari orang lain, mereka hanya butuh dukungan untuk menikmati prosesnya, mereka butuh didengarkan oleh pasangan ketika menyampaikan uneg-unegnya. Mereka hanya membutuhkan suntikan semangat untuk kuat menghadapi tantangan tiap tahap kehidupannya, membutuhkan bantuan jika terlihat kesulitan, apalagi jika diajak piknik dan belanja, pasti lebih senang, hehehe
Salam
Bu Ila (Coach Pendidikan Keluarga)
Untuk kegiatan parenting, konseling dan coaching keluarga baik online maupun offline silakan menghubungi via WA 081396200313 (Bu Ila)