Katakan Sayang Bila Sayang, Katakan Cinta Bila Cinta

0
638

“Cari apa sayang, sini masuk, lihat-lihat aja boleh.”

“Halo cinta, kemarilah, mau cari apa? Ada rok kembang, kedut, kaos elektrik, semua ada. tanya aja.”

“Apa cari kakak manis? Masuk dulu yuk. Lihat-lihat sini la. Singgah dulu, Sayang…”, begitulah sapaan seorang penjaga toko di salah satu spot Pasar Petisah di kota Medan.

Ini bukan sekedar obral kata sayang sebagai bentuk cinta. Para penjaga toko ini memang akrab dengan kata-kata ramah untuk menarik pembeli. “Kalau jadi penjual ya memang harus ramah la Kak. Biar mau orang singgah dan beli barang kita”, tutur seorang pramuniaga yang sudah setahun bekerja menjaga toko pakaian khusus wanita.

Menurutnya menggunakan kata-kata sayang bisa menarik calon pembeli, sikap ramah seperti itu juga berpeluang menciptakan pelanggan. Memanggil calon pelanggannya dengan kata sayang menjadi pendekatan lebih pribadi dan menjadi ciri khas hampir di keseluruhan pedagang menggunakan panggilan sayang, termasuk pedagang pecal di sudut-sudut pertokoan salah satu pusat belanja pakaian terbesar di kota Medan ini

***

Sapaan sayang, sejatinya mewakili perasaan kasih orang yang mengucapkannya terhadap orang yang dipanggil. Dapat juga menggambarkan bagaimana kedekatan hubungan antar yang menyapa dan disapa. Namun, bagaimana jika kata sayang ini malah kita dapatkan dari orang yang mungkin malah tidak dikenal dan cenderung hanya ingin meraih keuntungan materi saja?

Andaikan kata-kata sayang, cinta, dan sikap ramah ini hadir dalam keseharian di keluarga kita, tentunya rumah akan menjadi tempat yang paling dirindui setiap anggota keluarga untuk pulang. Ungkapan kata cinta dan sayang di keluarga akan selalu mengalirkan kehangatan bagi jiwa pasangan dan anak-anak jika kita masih meyakini bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga.

Mari melirik Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 Bab II Pasal 7 ayat (2) dimana fungsi keluarga disebutkan secara eksplisit meliputi: (1) keagamaan, (2) sosial budaya, (3) cinta kasih, (4) perlindungan, (5) reproduksi, (6) sosialisasi dan Pendidikan, (7) ekonomi, (8) pembinaan lingkungan.

Fungsi cinta kasih ini dapat dimaknai sebagai fungsi untuk menguatkan keharmonisan hubungan antara anggota keluarga. Bukan saja antara suami dan isteri, tetapi juga antara ayah dan anak, ibu dan anak serta anak dengan anak. Ketika hubungan cinta kasih, ungkapan sayang menjadi proses yang mewarnai kehidupan keluarga, bukan saja berdampak memelihara hubungan dan keharmonisan pasangan, juga sesama anak dan mampu menghadapi perselisihan antar anggota keluarga dengan mengedepankan rasa cinta ini.

Pernahkan melihat anak-anak yang cenderung kaku dan tidak ekspresif dalam mengungkapkan kasih sayang kepada orang tua?

Biasanya akar permasalahannya dari orang tua yang juga bersikap kaku dengan anaknya, jarang sekali menyatakan kata “sayang” dan tidak pernah minta maaf jika melakukan kesalahan. Bahkan tidak sedikit orang tua yang merasa dirinya selalu benar dan anak-anaklah yang harus patuh menuruti apa yang diinginkan orang tuanya.

Sadarkah kita Ayah Bunda, efek dari anak yang jarang mendengar kata sayang sebagai ungkapan cinta? Anak akan bersikap kaku kepada kita Orang tuanya, bahkan mencari pelampiasan dengan orang lain, mudah terpedaya dengan orang yang ramah dan memberikan perhatian khusus pada anak kita tanpa ada kewaspadaan. Bisa juga membuat anak mudah menjadi korban atau malah pelaku perundungan dan kekerasan seksual.

Jika sedari kecil anak terbiasa mendapatkan kata-kata sayang dari Orangtuanya, ciuman, pelukan dan bentuk sayang lainnya, maka dengan berjalannya waktu anak akan lebih ekspresif menunjukkan kasih sayang kepada orang yang tepat dan tidak mudah tergoda dengan kata-kata manis yang menjerumuskannya.

Mari tunjukkan rasa cinta dengan simbol-simbol nyata, baik ucapan dan tingkah laku sebagai bentuk perhatian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Katakan sayang bila sayang, katakan cinta bila cinta. Praktekkan kecintaan terhadap kehidupan di dunia dan kepada Sang Pencipta di dalam keluarga dengan membina rasa, jiwa dan sikap hubungan pola asuk yang positif.

InsyaAllah keluarga kita akan lebih siap, saling menguatkan menghadapi badai seberapapun beratnya. Anak-anak akan tumbuh di dalam keluarga yang harmonis dan Bahagia.

Selamat Hari Anak Sedunia

Yuk Berbagi Cerita

#portalpraktikbaik

#sahabatkarakter

#puspeka

#penguatankarakter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here