Keterlibatan Orang tua dalam Melatih Anak Bernalar Kritis dan Mandiri Melalui Aktivitas Berkebun di Masa Pandemi COVID-19

6
735
Kebun Literasi

Banyak hal yang saya dapatkan dari mengikuti kelas webinar tanggal 22 Agustus 2020 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud melalui Pusat Penguatan Pendidikan Karakter (Puspeka) dengan tema Mengelola Pembelajaran Adaptif, Fleksibel dan Akomodatif.

Pada kesempatan ini, saya tidak membahas semua pemaparan materi yang disampaikan, jika mau isi lengkapnya, rekaman ulang dapat dilihat melalui laman cerdasberkarakter.kemendikbud.go.id

Dari beberapa pembicara, saya tertarik pemaparan Ibu Roslina Verauli sebagai Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga tentang keterlibatan Orangtua dan perannya mendampingi anak belajar pada kondisi khusus. Beliau membukakan mata saya bahwa tuntutan belajar anak di era sekarang membutuhkan Orangtua yang lebih kompeten, adaptif dan terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak sesuai dengan kebutuhan usia serta kemampuannya.

Sebagai Orangtua kitalah sebenarnya yang lebih mengetahui kepribadian, sifat, kemampuan dan kebutuhan anak kita. Di masa pandemi COVID-19 yang mau tidak mau, suka tidak suka memaksa kita harus lebih terbuka, terlibat dan adaptif karena anak harus BDR. Menjadikan rumah  sebagai tempat belajar dengan menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan, yang tidak kalah asyik seperti di sekolah.

Diperkuat pemaparan Ibu Sofie Dewayani, pendiri Yayasan Litera, Penulis dan Satgas GLS Kemendikbud RI. Beliau menyampaikan bahwa literasi sebagai suatu kecakapan aktual yang penting dimiliki anak untuk menghadapi tantangan abad 21. Kecakapan untuk memilih, menganalisis informasi secara kritis lalu menggunakannya untuk mengambil keputusan dalam kehidupan.

Era pandemi ini, anak-anak bahkan kita dikepung oleh informasi, kemudahan mengakses informasi secara digital. Mampukah anak mengelola diri dan keinginan dalam penggunaan gawai untuk memperoleh informasi sebagai sarana belajar, bertumbuh dan berkembang dengan karakter yang baik?. Disinilah peran literasi penting dimiliki sehingga anak mampu memilih dan mencerna informasi, membuat ia hidup lebih sehat, bahagia, memiliki ketahanan emosi lebih baik walaupun tidak bertemu teman dan guru di sekolah tapi dapat beraktivitas belajar di rumah dengan seru dan menyenangkan.

Azzami Haikal

Berdasarkan pemaparan webinar ini, saya terinspirasi membuat spot belajar di bagian rumah dan halaman dengan memberi nama “Kebun Literasi”. Mengajak anak melakukan aktivitas kebun untuk Melatih mereka berliterasi, bernalar kritis, bertanggungjawab serta mandiri. Bergotong royong menjadikan halaman rumah lebih asri dan sebagai sarana belajar, menanam berbagai kebutuhan pangan berupa sayuran sehat.

Kebun Literasi

Bersama 4 orang anak dengan usia berbeda melakukan aktivitas literasi, menggali informasi yang ada di sekitar rumah. Membangkitkan rasa ingin tahu, membuktikan informasi dari buku dan internet tentang tanaman dan hewan di kebun. Aktivitas berkebun mulai dari menyiapkan media tanam, mengenal bibit, menanam, memelihara, memperhatikan proses pertumbuhan dan akhirnya nanti menikmati hasil panen. Bersama anak mencoba merancang, melakukan aksi, mengeksplorasi dan akhirnya menghargai hasil kerja yang telah dilakukan.

Mengeksplorasi lingkungan sekitar
Mengeksplorasi Lingkungan sekitar

Ternyata, terlibat dan bersikap adaptitif serta fleksibel menemani anak belajar di rumah pada masa pandemi COVID-19 itu sangat seru dan tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Cukup terlibat, menyediakan waktu yang dimiliki, mengajak anak berdiskusi dan memanfaatkan apapun yang ada di dalam dan sekitar rumah. Apapun yang ada di sekitar anak, mudah dijangkau dan pastinya mampu mendekatkan kita pada anak.

Menyiapkan media tanam

Semoga bermanfaat, mari Terlibat, karena kita Orangtua Hebat untuk anak-anak hebat pemimpin masa depan.

Salam

Bu Ila

#CerdasBerkarakter #BlogBerkarakter #SeruBelajarKebiasaanBaru #BahagiaBelajardiRumah

 

 

6 COMMENTS

  1. Setuju bu ila, ortu terlibat itu bukan hanya menemani anak kerja tugas atau malah hanya tanyakan apa tugas sudah dikerjakan. Tapi juga memikirkan kebutuhan stimulus anak sesuai usianya ya… ortu harus kreatif ya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here