Membangun keluarga artinya membangun peradaban, karena dalam keluarga akan lahir generasi masa depan.
Baik buruknya generasi berasal dari tempaan keluarga (Orang tua) sebagai kawah candradimuka.
Generasi yang siap bersaing dan berjuang demi kehidupannya mendatang.
Menurut Forum Ekonomi Dunia, kemampuan setiap pribadi utk menghadapi abad 21 sangat berbeda.
Dunia ke depan membutuhkan Generasi yang siap menghadapi perubahan zaman yaitu anak yang:
- Memiliki kemampuan Literasi (keterbukaan wawasan) yang baik.
- Memiliki kompetensi (Berpikir kritis, memiliki kreativitas, kemampuan kolaborasi dan komunikasi.
- Memiliki karekter yang kuat (baik karakter akhlak dan karakter kinerja)
Mungkin kemampuan literasi atau pengetahuan mudah diperoleh di era milenial ini dgn kemudahan akses.
Namun, dalam mempersiapkan skill anak dalam hal kompetensi dan karakter yang teruji membutuhkan keluarga yg menjadi peran kunci.
Setiap Orangtua pasti menginginkan anak keturunannya menjadi penenang jiwa dan penyejuk mata, walau menjadi Orangtua tidak ada sekolahnya.
Seperti do’a Nabi Zakaria dlm QS. Ali Imran ayat:38 “Ya Allah anugerahkanlah aku keturunan yang baik dari sisiMU. Sesungguhnya Engkau Maha memperkenankan do’a”
Keturunan yang baik itu tidaklah terlahir seketika, ada proses dan peran Orangtua dalam menghantarkan anak sesuai persepsinya.
Ketika Ayah Bunda terlihat berpengaruh di masyarakat, berhasil menjadi pemimpin yang hebat, insan yang disanjung dan kata-katanya senantiasa diingat. Bagaimana dengan keberadaan kita di keluarga, di mata pasangan dan dihati anak-anak kita?
Sudahkah melatih anak-anak siap menghadapi kehidupannya kelak yang mungkin kita tak lagi bersamanya?
Sementara kita dituntut untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka.
Lalu, bagaimana menjadi Orangtua hebat bagi anak-anak di era milenial, era dengan segala kemudahan, pergerakan yang cukup cepat dan kompleks?.
Menjadi Orang tua dan pola pengasuhan saat ini menurut saya harus:
- Menjadi Orangtua yang Visioner; Memiliki pemikiran ke depan, akan dibawa kemana keluarganya.
Seperti tertuang dalam QS. AtTahrim:6 = Menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka.
Artinya visi keluarga yang diawali dari mempersiapkan diri sendiri kemudian membimbing keluarga untuk mencapai syurgaNYA.
2. Menjadi Orangtua yg dinamis; Bagaimana Orang tua mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Memahami bahwa anak akan hidup di suatu masa yang mungkin kita tak lagi dapat bersamanya, membimbingnya, menasehatinya. Siapkah anak untuk bersaing dan mandiri dan memiliki karakter kuat untuk hidup di lingkungannya, menjalankan misi penciptaanNya.
3. Orang Tua yang Konsisten
Berpegang teguh pada nilai-nilai dan tujuan pendidikan dalam Aqidah, Ibadah dan Akhlak (Ihsan Iman Islam).
4. Menjadi Teladan
Ilmu yang kita berikan kpd orang lain, menjadi trainer, guru, coach hendaknya mampu kita terapkan ada keluarga.
“Wahai orang2 yg beriman, kenapa kamu menyatakan sesuatu yg tdk kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yg tdk kamu kerjakan” (QS As-Shaff ayat 2-3)
4. Mendidik sesuai dg kebutuhan dan kemampuan anak serta melibatkan anak menjadi tim dlm keluarga kita.
Mempersiapkan anak menjadi generasi yang kuat dan dapat dipercaya QS 28:26.
Jangan sampai kita meninggalkan generasi yg lemah (QS 4:9)
Anak2 harus terlatih utk mampu melakukan tugas domestik dan life skill agar bisa hidup dengan siaapun dan dalam kondisi apapun.
5. Komunikasi yang baik.
Ketika di luar kita mampu berkomunikasi dgn baik, bagaimana dgn keluarga dan anak?
Mampukah kita memberi nasihat dan menanamkan perkataan hingga tertanam kuat dan membekas di jiwa anak2 (QS. 4:63)
6. Memberi pujian dan penghargaan setiap kebaikan yg dilakukan anak.
Karena Allah akan membalas setiap kebaikan sekecil apapun (QS. Al Zalzalah:7-8)
7. Sabar dan menerapkan disiplin.
Menjadi Orangtua hebat terlihat dari bagaimana ia mampu mengelola emosi, menjadi orang yg kuat dlm mengendalikan diri ketika marah.
Menyadarkan anak2 bahwa semuanya butuh tekun dan siap utk menikmati prosesnya.
Salam #SahabatKeluarga
#OrangtuaHebat
#OrangtuaTerlibat
#CeritaBuIla
[/pl_text]
[/pl_col]
[/pl_row]
Intinya untuk menjadi orangtua hebat perlu belajar terus dan latihan terus ya Bu Ila…hihihi, karena karier paling lama adalah kafier menjadi orangtua, SK dan penobatannya langsung dari Allah.
Terimakasih untuk tulisan yang mengingatkan, inspiratif dan memperkaya cakrawala berpikir saya sbg orangtua????????
Bu…tanya ya…mohon pertanyaan ana gak dishare…apa yang harus dilakukan seorang ibu jika suaminya banyak tau ttg berbagai hal… tapi gak diaplikasikan kalo kita ingatkan ada aja jawabannya…tapi kalo istri berbuat salah panjang kali nasehatnya…katanya mengingatkan. Ana sering kesel Bu…kalo ana pengen suami ngajar anak pelajaran matematika dia gak mau… alasannya sibuk padahal main hp ajanya, atau bagusnya mereka belajar matematika praktis yang langsung diterapkan…tapi gak dikerjakan juga…
Yuk Semangat
Masya Allah….
Jazakillah khoir bu ila untuk ilmunya….
Afwan