Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesungguhnya bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” HR. Bukhari dan Muslim.
Diceritakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, ada seorang laki-laki berkata kepada Umar,
“Sesungguhnya si Fulan itu orangnya baik.” Umar bertanya, “Apakah engkau pernah bersafar bersamanya?” Lelaki itu menjawab, “Belum pernah.” Umar bertanya, “Apakah engkau pernah bermuamalah (berbisnis) dengannya?” Lelaki itu menjawab, “Belum pernah.” Umar bertanya, “Apakah engkau pernah memberinya amanah?” Lelaki itu menjawab, “Belum pernah.” Umar berkata, “Kalau begitu engkau tidak memiliki ilmu tentangnya. Barangkali engkau hanya melihat dia sholat di mesjid.”

***
Sebuah lembaga mengadakan training kepemimpinan, itu sudah biasa. Tapi jika suatu lembaga pendidikan melatih jiwa pemimpin dalam timnya (± 80 orang) dengan suatu perjalanan selama 4 hari menggunakan bus dengan segala dinamikanya adalah hal yang luar biasa.

Bukan tanpa sebab, Lembaga Pendidikan Nur Ihsan Islamic Fullday School di bawah naungan Yayasan Pinta Harahap Medan membawa guru dan pegawai (mulai dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA) dalam sebuah perjalanan wisata yang seharusnya ditempuh 12 jam menjadi 18 jam dengan segala tantangannya.
Semua dilakukan untuk melatih jiwa pemimpin pada tiap orang yang berada di lembaga Nur Ihsan IFS dalam sebuah training kehidupan bersafar bersama, mengokohkan hati demi membangun tim yang solid dan saling menguatkan, saling mengenal dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Menyadari bahwa jiwa pemimpin harus dimiliki setiap orang tanpa terkecuali, apapun profesi dan kedudukannya saat ini. Selaras dengan tujuan penciptaan manusia sebagai hamba dan khalifah di bumi. Dalam lingkup terkecil, setiap orang diharapkan mampu memimpin dirinya sendiri, bertanggungjawab terhadap manajemen hati dan pikiran. Hal ini tercermin dalam perilaku yang ditampilkan, pada lisan yang terucap, telinga yang mendengar, mata yang melihat, tangan yang berbuat dan kaki yang melangkah. Suasana hati dan perspektif serta pemahaman dalam pikiran akan mengendalikan perilaku tiap orang.
Beberapa catatan yang berhasil Bu Ila rekam selama mendampingi para guru dalam melakukan safar dari Medan ke Banda Aceh selama 4 hari dalam perjalanan darat. Bu Ila melihat kuatnya karakter yang dimiliki oleh tiap anggota tim guru dan pegawai dengan kepemimpinan Ananda Sulkarnain dan Istri serta Muallim Rahmat sebagai ketua panitia. Teman-teman layak mendapat apresiasi untuk menjadi tim yang kompak dan siap belajar menjadi pemimpin, terutama memimpin diri sendiri.

- Fokus Mencari Solusi
Perjalanan panjang dan melelahkan tentunya menuntut tiap orang mampu mengendalikan diri sendiri, bersikap tenang dan tetap bahagia tanpa keluhan. Alhamdulillah ketua panitia bahkan tiap orang selalu fokus pada solusi, jalan keluar terbaik dari tiap dinamika yang dilewati. Ketika perjalanan jauh dari prediksi, kendaraan yang mengalami gangguan teknis dan rencana yang sedikit terkendala dapat dicari jalan keluarnya tanpa keluhan, apalagi perubahan roman wajah.
- Memiliki Empati yang Baik
Pastinya tiap orang memiliki daya tahan tubuh yang berbeda, kesiapan mental yang tidak sama bahkan keinginan dan sikap menghadapi persoalan dalam perjalanan yang beragam. Namun, dengan kekompakan dan rasa empati yang tinggi, tiap orang dapat saling menguatkan. Berusaha saling mengetahui dan merasakan apa yang dialami temannya, tetap mengajak untuk berpikir positif dan saling menerima. Berbagi makanan, saling mengingatkan akan tugas dan tanggung jawab dan tetap kompak dengan segala kendalanya, juga tetap menunjukkan wajah berseri tanpa keluhan. Ini pantas diacungi jempol.
- Saling Bersinergi
Bu Ila salut ketika semua tim bergerak dengan segala keahlian dan potensinya. Ketika rombongan sudah sampai lokasi, semua bergerak menjalankan fungsinya tanpa keluhan. Bahkan ketika melakukan kegiatan di pantai tetap semangat dan menyumbangkan ide, gagasan serta partisipasinya sampai kegiatan berakhir. Begitu pula saat sudah sampai di Medan, walaupun lelah, setiap orang menjalankan fungsinya dan semua beres dikerjakan secara bersama hingga tiba waktunya membubarkan diri menuju kediaman masing-masing.
- Memiliki Pemikiran Terbuka
Kepemimpinan yang kuat dari pimpinan lembaga dan ketua panitia, selalu menampung ide, kreatif dan solutif terhadap hal yang terjadi selama perjalanan. Ketika harus mencari mesjid, bus yang berulangkali berhenti untuk mencari toilet, memastikan semua tercukupi asupan air minum dan makanannya dan mencari tempat makan yang pastinya memiliki selera berbeda-beda.
- Memiliki Alasan Kuat dari Tiap Keputusan yang Diambil
Setiap melakukan perjalanan atau kegiatan, tentu tiap pemimpin dan panitia harus menyediakan alternatif rencana agar aktivitas dapat berjalan dengan maksimal. Disinilah butuh kelapangan hati tiap anggota dan kekuatan jiwa pemimpin. Pemimpin yang memiliki alasan kuat dari tiap keputusan yang diambil akan membuat anggota tim menjadi lebih nyaman menjalani keputusannya. Sikap tegas dan bijaksana ini menjadi dasar bagi tiap orang untuk lebih siap menjalani hasil keputusan dengan tanpa keluhan. Misalnya ketika memutuskan untuk mempersingkat kegiatan malam agar peserta dapat beristirahat pada esok hari, menentukan lokasi untuk tetap berkegiatan bebas namun tetap dalam kondisi aman dan keputusan lainnya.

Benarlah apa yang disampaikan bahwa dalam melakukan suatu perjalanan (safar) kita dapat mengetahui watak dan kepribadian seseorang. Sebuah lembaga dapat menilai anggota timnya, apakah dapat bersinergi dan saling menguatkan sesuai potensinya, menjadikan teman seperjalanan sebagai partner untuk saling mengingatkat dalam kebenaran dan kesabaran. Dan yang tidak kalah pentingnya, perjalanan ini dapat melatih jiwa pemimpin tiap orang, dimulai dari memimpin dirinya sendiri.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang menaungi para guru, lembaga ini diharapkan terus berbenah, belajar dan bersinergi, merancang kegiatan yang menjadi ajang latihan guru menjadi sosok yang pantas untuk digugu dan ditiru. Memegang adab dan karakter yang kuat untuk lebih siap menjadi teladan bagi anak didiknya.
Demikian catatan perjalanan Bu Ila.
Semoga bermanfaat
Salam
Bu Ila (Coach Pendidikan Keluarga)
– Penerima Apresiasi Orangtua Hebat 2018 dari Kemendikbud RI
– Penerima Apresiasi Penggerak Literasi 2019 dari Kemendikbud RI
– Pemenang Lomba Blog Cerdas Berkarakter 2020 dari Puspeka Kemendikbud RI
Untuk kegiatan parenting, konseling dan coaching keluarga baik online maupun offline silakan menghubungi via WA 081396200313 (Bu Ila)