Beberapa bulan ini, Bu Ila banyak menangani anak usia dini yang mengalami keterlambatan dalam berbicara atau disebut speech delay. Ada yang datang karena rekomendasi guru, atau Orangtua yang resah karena anaknya dideteksi terlambat berbicara oleh dokter kembang anak. Ada juga yang karena orang dewasa di sekitar anak melihat anak berbeda dengan teman sebayanya.
Kita tahu bahwa anak usia 4 tahun adalah masa perkembangan bahasanya yang cukup baik, anak terkesan cerewet, mau tahu dan selalu bertanya banyak hal. Secara teori, anak usia 3 tahun bahkan memiliki kemampuan berbicara sampai 1000 suku kata dan mampu mengucapkan 3 – 4 kalimat saat berbicara.
Kapan Orangtua harus waspada anaknya mengalami masalah dalam berbicara?
Tepatnya ketika usia anak 2 tahun, yang seharusnya sudah mampu menyebut beberapa kosa kata, mampu menjawab pertanyaan sederhana. Namun itu tidak terlihat pada anak kita. Walaupun anak mengerti ketika orang lain menyebutkan sesuatu dan melakukan apa yang diminta (disebut Bahasa reseptif), tapi anak terkendala dalam mengucapkannya (bermasalah pada Bahasa ekspresif).
Hal utama yang dilakukan Orangtua adalah, segera berkonsultasi pada ahlinya. Untuk memastikan apakah anak mengalami permasalahan pada organ oralnya atau masalah lainnya.
Nah, anak bisa dikatakan mengalami speech delay ketika mereka belum mampu berbicara hingga menginjak usia dua tahun. Ingatlah bahwa anak yang mengalami keterlambatan bicara bukan berarti ada sesuatu yang salah sedang terjadi, bisa jadi ia hanya terlambat dan kurang mendapatkan stimulus atau rangsangan dari lingkungannya, terutama kita Orangtuanya.
Berikut Bu Ila berikan tips yang dapat Ayah Bunda lakukan di rumah bersama anak. Selain untuk meningkatkan bonding (kedekatan dengan anak), tips ini juga bermanfaat untuk merangsang kemampuan kognitif dan mencegah keterlambatan bicara pada anak.
- Sering mengajak anak berbicara.
Ibu yang memiliki anak usia dini, harus terlihat cerewet dan banyak berbicara. Bahkan ketika anak masih berada di dalam kandungan, Ibu yang sering mengajak bayinya berbicara dapat merangsang kognitif dan Bahasa anak. Begitu bayi lahir, ia mengenal suara Ibu yang selalu mengajaknya berbicara ketika masih di dalam perut. Jadi, jangan malu jika bicara sendiri sambal mengelus perut ketika lagi hamil ya Bunda…
Begitu juga ketika anak masih bayi, rangsanglah dengan mengajaknya berbicara dengan berbagai ekspresi wajah yang kita tunjukkan. Selain memberi stimulus pada anak, kita juga lebih cepat mengetahui jika anak mengalami kendala atau berbeda pada masa pertumbuhannya.
- Menyanyi bersama
Saat paling indah bagi Orangtua adalah ketika ia dapat melepas penat dengan bergembira dan menyanyi bersama anak balitanya. Makanya, seorang guru PAUD itu adalah idola anak didiknya karena senang menyanyi, tersenyum dan bergembira setiap hari.
- Membacakan buku cerita dan Mendongeng
Anak usia dini senang sekali jika ada yang membacakan buku dan mendongenginya. Dengan membacakan buku atau mendongeng, anak memeroleh kosa kata baru dan melatih imajinasinya. Anak jadi terbiasa mendengarkan kata dan kalimat, apalagi jika diucapkan dengan Bahasa yang jelas dan ekspresi yang beragam.
- Menunjuk dan menyebut nama benda atau Objek.
Inti dari perolehan Bahasa adalah mendengarkan dan mengucapkannya kembali. Orangtua yang sering menunjukkan nama benda atau objek yang ada di sekitar anak, akan membuat perbendaharaan kata anak baik. Mulailah dari yang sangat sederhana, memanggil nama anak, nama orang-orang yang ada di sekitar anak, dan bagian tubuhnya
- Bermain tebak-tebakan
Bermain tebak-tebakan dan permainan lainnya yang disesuaikan dengan usia anak dapat memancing anak untuk berbicara. Anak dilatih untuk mengidentifikasi objek yang akan ditebak juga membantunya untuk mulai berpikir abstrak.
- Sabar dan menjadi pendengar yang baik
Mungkin kita gemes ketika anak salah dalam menyebutkan sesuatu, berbicara terbalik-balik dan berulang. Saran Bu Ila, responlah positif setiap anak mulai berbicara, sabar jika pertanyaannya berulang atau struktur Bahasa yang tidak jelas. Jangan buru-buru membenarkan Bahasanya yang salah. Cukup dengan memberi contoh dan meminta anak mengulangi tanpa dipaksa. Orangtua juga jangan ikutan berbicara Bahasa anak (celat) karena terkesan lucu. Tetaplah menggunakan Bahasa yang benar dengan memberikan contoh cara pengucapannya.
- Carikan teman anak berbicara
Bergaul dengan teman sebaya, apalagi yang bicaranya lancar dapat memancing anak kita untuk ikutan berbicara. Mungkin karena dalam situasi pandemic covid-19 yang membatasi anak bertemu dengan teman-temannya, ajaklah anak tetap berkomunikasi misalnya menggunakan video call dengan teman-temannya.
Demikian tips yang dapat Ayah Bunda lakukan di rumah agar speech delay tidak terjadi pada anak kita.
Selamat HARI ANAK NASIONAL 23 Juli 2021
Semoga bermanfaat.
Salam
Bu Ila (Coach Pendidikan Keluarga)
- Penerima Apresiasi Orangtua Hebat 2018 dari Kemendikbud RI
- Penerima Apresiasi Penggerak Literasi 2019 dari Kemendikbud RI
- Pemenang Lomba Blog Cerdas Berkarakter 2020 dari Puspeka Kemendikbud RI
Untuk kegiatan parenting, konseling dan coaching keluarga baik online maupun offline silakan menghubungi via WA 081396200313 (Bu Ila)